Minggu, 06 Januari 2013

Bahagia Itu Sederhana

Bahagia itu Sederhana.
Kalimat yang sering jadi hashtag di twitter. Banyak orang yang menulis twit tentang ini. Pun saya, pernah menuliskannya.
Kalau direnungkan, ya, memang bahagia itu sangatlah sederhana. Tanpa perlu bersusah payah, mengejar kesana kemari, mengeluarkan uang banyak, karena bahagia memang sederhana.
Dia tak punya standar baku, harus begini untuk bahagia. Jika begitu maka tidak bahagia. Sifatnya relatif, nisbi. Setiap orang punya bahagianya sendiri.
Bagi yang sudah berkeluarga, bahagia bisa berarti berkumpul bersama keluarga, melihat senyum di wajah istri/suami dan anak-anaknya. Bahagia bagi seorang teman, bisa jadi hanya dengan menjadi teman yang selalu ada bagi temannya. Bahagia bagi seorang fakir mungkin cukup dengan tidak ada tatapan merendahkan dari yang berkecukupan. Masih bisa mendengar suara dunia meski dia buta, mungkin itu cara seorang tunanetra bahagia. Dan masih banyak contoh lainnya.
Setiap orang mempunyai bahagianya sendiri. Sama-sama seorang ibu bisa berbahagia dengan cara berbeda. Mahasiswa yang satu dengan yang lain juga bisa berbeda dalam berbahagia. Juga bahagia dalam senyum anak-anak, bisa memiliki seribu arti dan alasan kenapa mereka berbahagia.

Bahagia menurut saya adalah kosakata rohani. Pada akhirnya, seseorang bahagia karena ia bersyukur. Bersyukur atas segala keadaan pada dirinya, pada apa yang ia miliki bahkan tidak ia miliki. Karena tanpa rasa syukur,semuanya akan terasa kurang, tak pernah cukup.
Jadi, sudahkah kita berbahagia? Sudahkah kita bersyukur?

Nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu ragukan?
Mari berbahagia ^^

3 komentar:

  1. ralat : Nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? :D

    BalasHapus
  2. setuju bahwa bahagia itu sederhana. Karena itu, bahagia tidaklah mengenal kaya apakah miskin, bahagia tidaklah mengenal status. cukup bersyukur saja kita akan bahagia. Sungguh Tuhan sangat adil. Semua manusia siapapun dia berhak bahagia selama dia masih bisa bersyukur. keep posting :-)

    BalasHapus